Belajar Doa Harian Bersama Anak Usia 9 Tahun
Pada kesempatan kali ini saya memberikan bimbingan kepada anak usia 9 tahun. Bernama Yuliana & Yuliani. Kedua anak tersebut merupakan anak kembar yang lahir pada tahun 2008. Perkembangan anak secara sosial, anak-anak lebih suka bergaul dengan teman sebayanya dibanding dengan orangtuanya. Namun dalam segi keagamaan masih belum mengerti sepenuhnya, karena itu dibutuhkan arahan dari orang tua, guru atau orang orang sekitarnya. Pada pertemuan pertama saya dengan kedua anak kecil tersebut mereka tampak bisa menghafal doa-doa sehari-hari seperti doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan sesudah tidur, doa sebelum belajar, doa untuk kedua orang tua. Namun ada beberapa doa yang mereka belum hafal seperti doa bercermin keluar dari WC. Kebanyakan dari anak kecil seusianya yang saya temui mereka tampak bisa menghafal doa- doa tersebut. Tapi mereka tidak mengamalkannya pada kegiatan mereka sehari-hari. Entah karena lupa atau tidak terbiasa dengan hal itu. Tetapi ketika mencoba untuk diingatkan untuk membaca doa ketika hendak melakukan hal apapun mereka tampak semangat membacakan doanya. Seperti ketika saya mengingatkan kedua anak kembar tersebut ketika hendak makan mereka lupa untuk membaca doa. Dari kedua anak kecil yang saya bimbing untuk mengahafal dan mengamalkan doa-doa sehari-hari, ada perbedaan diantara keduanya perbedaannya itu terletak dari daya ingat kedua anak tersebut untuk mengahafalkan doa-doanya. Pada pertemuan yang kedua mereka tampak menunjukkan perubahan yaitu mereka mulai hafal doa-doa seperti doa keluar rumah, masuk dan keluar WC. Meskipun ada sedikit bagian doa yang mereka lupa tapi itu sudah menunjukann kemajuan dari minggu kemarin. Ketika saya berbicara dengan kedua orang tua tersebut tentang kedua anak kembar tersebut, mereka mengatakan bahwa kedua anak tersebut dalam mengamalkan doa-doa dalam kegiatan sehari-hari harus diingatkan jika tidak, mereka tidak mengamalkannya. Bahkan kemampuan akademik mereka disekolah menunjukkan perbedaan. Yuliana seorang anak yang aktif sekolah sedikit sulit menerima pelajaran umum yang disampaikan oleh guru disekolah tapi mudah untuk belajar tentang keagamaan. Namun Yuliani seorang anak yang sedikit kurang aktif disekolah dengan mudah menerima pelajaran umum yang disampaikan oleh guru disekolah maupun dirumah. Peran orang tua, Guru, dan orang sekitar sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa keagamaan pada anak karena untuk pertama kali anak mengenal keagamaan lewat orang –orang disekitarnya melaksanakan ibadah, mendengar kata agams yang mereka ucapkan dalam berbagai kesempatan. Pengetahuan keagamaan perlu ditanamkan pada anak sejak dini agar kelak menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, sesama dan dunia dengan seisinya. Ada sebagian yang berpendapat bahwa timbulnya jiwa keagamaan itu dari lingkungan karena anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk yang religious. Namun ada sebagian orang yang berpendapat bahwa sejak lahir manusia membawa fitrah keagamaannya.
Pada dasarnya anak adalah titipan Allah SWT. Yang harus dijaga agar kelak menjadi manusia yang berguna, dengan menanamkan ilmu-ilmu kegamaan kepada anak. Pendidikan pertama yang didapat seorang anak yang baru dilahirkan adalah pendidikan yang diperoleh dari orang tua dan orang sekitarnya. #(#
Komentar
Posting Komentar